Monday, August 27, 2012

Berani Memimpin, dengan Berani Dipimpin



Kepemimpinan bukanlah semata tentang bagaimana kita memimpin, tapi bagaimana melayani. Bagiku, kepemimpinan bukanlah suatu hal yang harus dibanggakan, tapi menjadi pemimpin harus membuat kita semakin rendah hati, dan justru sederhana.

Seorang pemimpin adalah seorang yang harus mampu untuk melayani, jalur kepemimpinan diraih dengan melayani, karena tangga menuju singgasana kepemimpinan yang sejati haruslah diraih dengan menaiki tangga tangga pelayanan, karena kepemimpinan bukanlah suatu hal yang mampu dipelajari dengan instan, namun harus dipelajari dengan cara melayani, karena pemimpin yang tidak mampu melayani tidak akan mampu memimpin.

Pernyataan Iwan Fals bahwanya, “Wakil rakyat seharusnya merakyat” benar kiranya, karena selain menjadi seseorang yang mampu mengarahkan sebuah team menuju sebuah tujuan yang lebih baik, sudah seharusnya pemimpin adalah seseorang yang mampu secara kontinue, konsisten, dan komitmen untuk melayani dan mengayomi serta memotivasi orang orang yang berada di bawahnya, memotivasi untuk terus bergerak, dan berbuat lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Pemimpin harus mampu melayani orang orang dibawahnya untuk membantu mereka dan memastikan bahwasanya mereka dalam keadaan untuk melakukan tugasnya dengan baik, karena kekuatan yang sebenarnya dinilai dari seberapa banyak potensi dari rekan kerja kita yang berhasil kita wujudkan kedalam karya nyata dengan cara melayani mereka sebisa kita, seberapa jauh rekan kerja kita dapat melangkah saat dengan bantuan kita, itulah kekuatan sesungguhnya, bukan justru dengan berusaha mengekang mereka, menekan mereka, dengan tuntutan tuntutan dan keinginan keinginan yang kita inginkan, karena bentuk sebuah penekanan dan pemaksaan terhadap rekan kerja dengan menggunakan kekuasaan yang kita punya justru hanyalah sebuah bentuk dari kelemahan.

Bersama kita melayani orang yang memimpin kita, dan bersama pula kita memastikan bahwasanya orang orang yang berada dibawah kepemimpinan kita untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik dari diri kita. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mampu berada di garda terdepan dalam setiap aksi, bukan untuk mengambil alih pekerjaan orang lain, ataupun melakukan micro managing, tapi untuk bertanya kepada orang yang dipimpinnya apa yang bisa ia lakukan dalam membantu pekerjaan mereka, dan bersiap melayani dan mendengarkan orang yang kita pimpin, karena kepemimpjnan sejati adalah bukan dengan cara meminta penghormatan dan ketundukan orang yang kita pimpin dengan melakukan intimidasi karena respect dan loyalty bersifat seperti air di telapak tangan kita, yang mana semakin erat kita menggenggam, semakin banyak pula yang keluar dan jatuh dari genggaman tangan ini, pemimpin yang sejati harus mampu melihat apakah loyalitas orang yang berada dibawah kepemimpinannya adalah hasil dari what he/she can do for them or what she/he can do to them. Karena ketika seseorang merasa mereka terlalu besar untuk melayani, maka ia adalah orang yang terlalu kecil untuk memimpin.

Bara E. Brahmantika "il Grande Statista"

more on: http://grandestatista.tumblr.com