The Demon and Angel of the Human Heart |
Bagi orang yang belajar juga tentang pemikiran politik
klasik, aku selalu dibingungkan dalam mencapai sebuah kesimpulan, bahkan pada
konsep paling dasar sekalipun. perdebatan para pemikir klasik dari realisme dan
lberalisme, dua pandangan paling tua, dan paling dasar dari aliran aliran
pemikir politik tentang sifat dasar manusia tetap tak terselesaikan, pertanyaan
yang sampai sekarang bahkan tidak terjawab, tentang apa yang dinamakan sifat
dasar manusia, apakah manusia adalah setan yang memiliki sifat-sifat malaikat
dalam dirinya, atau seorang malaikat yang memiliki setan-setan kecil dalam
dirinya. apakah manusia pada dasarnya baik lalu menjadi jahat seiring waktu,
atau memang secara naluriah seorang perusak yang lambat laun mampu belajar
tentang kasih dan menahan diri dari pengerusakan berlebihan?
Entahlah perdebatan ini panjang rasanya, dan tak cukup untuk
ditanyakan pada satu dua orang saja, manusia itu memang kompleks, entah berapa
lama telah dipelajari, berapa banyak yang sudah berusaha memeahami manusia,
tapi tak kunjung semuanya mampu memunculkan sebuah formula ataupun asumsi dasar
yang mampu menjawab semua perilaku manusia. Sepertinya manusia memang selalu
tumbuh dan belajar sesuatu zamannya, terkontruksi oleh pengalaman dan ide-ide
yang berkembang selama peradaban manusia, menjadikan manusia sebagai objek
penelitian yang dinamis, yang mampu berpikir, dan berubah, secara cepat, bahkan
saking cepatnya sampai pada tahap, dimana logika bisa saja kadaluarsa secara
cepat, dan membuat rasio menjadi suatu hal yang kadang tak dapat diandalkan tuk
memprediksi perilaku manusia selanjutnya. fenomena-fenomena lama dalam kemasan
baru selalu muncul dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi manusia, yang
kadang memaksa asumsi-asumsi lama tehadap manusia untuk memensiunkan diri atau
memperbarui dirinya.
Manusia tidak akan pernah berhenti berkembang dan belajar,
sehingga setiap orang yang berusaha memahami tentang manusia pun akan terus
berada pada lingkaran penelitian dan pemahaman yang tak terputus tentang ilmu
atas manusia yang tak akan pernah sampai pada sebuah titik akhir,kecuali saat
peradaban manusia menghilang. Pencarian tentang siapa kita, apa tujuan kita
hidup, dan akan kemana kita pergi akan selalu menjadi jawaban yang tak akan
kita temukan secara utuh kecuali di akhir perjalanan nanti, dimana kita
menemukan diri kita seutuhnya, entah itu sebagai malaikat yang jatuh bersama
setan-setan kecil dalam dirinya, atau sebagai setan-setan yang bangkit
kepermukaaan dengan sayap sayap malaikatnya.
Bara E. Brahmantika "il Grande Statista"
more on: http://grandestatista.tumblr.com